Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia.
Menjaga Kebudayaan Indonesia
Ada
banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kebudayaan nasional
kita, seperti mencintai budaya sendiri atau mengadakan acara kompetisi
seni budaya, atau seperti:
1 Mengadakan kesenian daerah sebagai ekstarkulikuler
Ekstrakulikuler
adalah suatu sarana pengembangaan bakat dan minat peserta didik di
sekolah. Sehingga mereka dapat mengembangkan potensi dan bakat yang ada
di dalam diri mereka. Bila dikaitkan dengan kebudayaan indonesia, memang
masih ada beberapa sekolah yang menyediakan ekstarkulikuler berupa
tarian tradisional namun, bila dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang
mengadakan ekstrakulikuler ala barat seperti break dance maka, jumlah
minoritas ada dikebudayaan indonesia. Bila dicanangkan kebudayaan
indonesia seperti: tarian, seni suara, dan permainan menjadi
ekstrakulikuler yang diutamakan, maka bakat para peserta dididk yang
belum dapat tersalurkan dengan baik akan tersalurkan dengan baik.
Sehingga potensi mereka pun menjadi potensi berkembangnya dan melekatnya
kebudayaan indonesia di indonesia.
2 Mengadakan berbagai jenis perlombaan yang bertemakan kebudayaan
Budaya
indonesia yang sangat beraneka ragam dan tercipta dengan proses yang
sangat panjang namun, pada saat ini akar-akar budaya yang sangat
berharga bahkan tak ternilai harganya diabaikan, dilupakan, dan sengaja
ditinggalkan. Sehingga wajar saja jika kebudayaan kita satu persatu
“diculik” oleh Negara tetangga, sebagaimana yang terjadi beberapa waktu
lalu. Untuk itu kiranya penting untuk memlihara kebudyaan kita dengan
mengadakan lomba-lomba yang bernafaskan kebudyaan, sehingga nilai-nilai
penting kebudayaan bisa tertanam sedini mungkin pada peserta lomba.
3 Mengadakan seminar dan pertunjukan kebudayaan
Dengan
mengadakan seminar dan pertunjukan kebudayaan indonesia, diharapkan
dapat menimbulkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya indonesia. Bila
kita menganalisis, mengapa budaya barat cepat berkembang di indonesia.
Bahkan, dapat menggusur kebudayaan asli indonesia adalah karena faktor
publikasi. Publikasi yang sangat gencar dilakukan di berbagai media
cetak maupun elektronik membuat genarasi muda indonesia menjadi
penasaran dan ingin mencobanya. Pada saat mereka mencoba, mereka akan
merasa sangat senang karena hal ini disebut-sebut sebagai trensenter dan
termasuk hal yang modern. Bila kita mau lebih banyak mempublikasikan
budaya kita sendiri, bukan hal yang mustahil indonesia menjadi negara
terbesar karena keragaman budayanya. Faktanya kita sedikit lalai saja
sudah ada 32 kebudayaan kita yang diklaim oleh negara/oknum lain.
Usaha-usaha
di atas, hanyalah sebagian kecil dari hal-hal yang bisa kita lakukan
untuk memelihara kebudayaan Indonesia, yang pada orientasinya adalah
tergantung pada diri kita sendiri. Sudah sepantasnya generasi muda untuk
bangkit mempertahankan kebudayaan mereka yakni budaya indonesia guna
bersaing dengan budaya luar, lebih-lebih pada era globalisasi ini.
Menyikapi keragaman budaya di Indonesia.
Dalam
menyikapi kebudayaan yang beragam di Negara Indonesia, kita bisa
melihat beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh para pemikir kita,
seperti apa yang telah dilakukan oleh lembaga penelitian kebudayaan
Indonesia yang kita kenal dengan LIPI (Lembaga Ilmu dan Penelitian
Indonesia), yang kemudian berkesimpulan bahwa sesungguhnya keberagaman
budaya yang kita miliki harus kita lestarikan, karena hal itu merupakan
ciri khas bangsa Indonesia, dengan keberagaman itulah Indonesia akan
jaya.
Sejalan
degan hal itu, UNESCO juga telah mendeklarasikan akan pentingnya
menjaga sebuah keanekaragaman dalam berbudaya, sebagaimana yang kami
kutip dalam Harian Kompas yang kami akses di internet, bahwa deklarasi
tersebut telah terjadi tanggal 20 november 2001 di paris prancis. Deklarasi
tersebut mempunyai dua tujuan yakni melestarikan keanekawarnaan budaya
sebagai harta hidup yang dapat diperbarui sehingga tidak boleh dianggap
warisan yang tidak berubah, melainkan sebagai proses yang menjamin
kelangsungan hidup manusia. Tujuan lain adalah untuk menghindari
segregasi dan fundamentalisme yang ingin menghalalkan perbedaan atas
nama kebudayaan sehingga bertentangan dengan Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia.
Tambahan pula, keberagaman budaya bangsa Indonesia memberikan nilai
estetika tersendiri dalam tatanan kehidupan, sehingga dengan begitu
nilai-nilai kebudayaan semakin berkembang dengan diikuti oleh
nilai-nilai toleransi dalam masyarakat kita.
Adapun
dalam menyikapi keberagaman budaya di Indonesia, kita tidak akan
terlalu dibuat repot, karena sejauh ini, di tengah keragaman budaya yang
menyelimuti bangsa ini, kita tidak pernah dihadapkan dengan
pertentangan atau perseteruan dikalangan pemegang budaya masing-masing.
Karena pada hakikatnya keragaman tersebut telah diatur dalam
undang-undang dasar yang kemudian menyatukannya dalam sebuah wadah yakni
kebudayaan nasional atau kebudayaan bangsa.
Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana pergulatan antara budaya
kita yang beragam ini dengan budaya dari luar yakni budaya asing, yang
mana dewasa ini sedang keras-kerasnya arus akulturasi budaya luar
menyerang kebudayaan negeri kita. Sehingga kita sering dihadapkan dengan
keadaan budaya kita yang terkadang kita temukan di ujung tanduk.
Pergulatan
budaya kita dengan budaya luar lebih disebabkan dan dimulai dengan
dijajahnya bangsa kita oleh beberapa Negara Eropa, yang mana hal ini
telah memakan sebagian dari budaya kita, yang sampai kita merdeka, hal
itu tetap berjalan karena keterlenaan kita menikmati permainan mereka,
sehingga muncullah sebagaimana yang dikatakan M. tasrif dalam artikel
beliau istilah kebudayaan dan relasi yang timpang.
Lantas
bagaimanakah cara kita menghilangkan relasi yang timpang tersebut?.
Dewasa ini, ada dua bentuk sikap yang muncul untuk melakukan perubahan, pertama adalah sikap reaktif yakni dengan cara menolak dan bahkan kalau dapat menghancurkan produk-produk kebudayaan luar. Yang kedua
adalah sikap kreatif yakni menjadikan produk kebudayaan luar sebagai
bahan untuk diolah kembali secara kreatif dan disesuaikan dengan
kebudayaan saetempat. Dalam orientasinya sikap yang pertama sejauh ini
tidak memberikan hasil apapun, bahkan semakin memperburuk keadaan
seperti hilangnya nyawa dan harta, hal inilah yang dewasa ini kita kenal
dengan terorisme. Adapun yang kedua lebih efektif, karena dengan hal
itu kita bisa bersaing dengan kebudayaan luar meski awalnya kita awali
dengan mengambil budayanya.
Dalam
proses kreatif ini, Ki Hajar Dewantara mengemukakan tiga hal yang
dikenal dengan “tri-kon”, yaitu: konsentrisitas, kontinuitas, dan
konvergensi. Dimana yang pertama bermakna menekankan adanya sesuatu inti
(sentrum) dari mana suatu budaya mulai digerakkan. Dan yang kedua
bermakna menunjuk perkembangan suatu kebudayaan dalam waktu: hari ini
adalah lanjutan hari lampau dan akan berlanjut ke hari esok. Adapun yang
ketiga adalah menunjuk gerak kebudayaan dalam ruang, dimana kebudayaan
yang berbeda-beda akan menuju ke satu kebudayaan dunia yakni kebudayaan
umat manusia.
Dengan
demikian dalam menyikapi kebudayaan bangsa kita yang beragam ini, perlu
adanya kesadaran diri untuk mencintai budaya sendiri dengan tidak
terlalu membudayakan budaya luar, misalnya dengan menggali nilai-nilai
inti atau idiologi bangsa kita, (dalam hal ini pancasila) guna membentuk
sebuah ukuran bermu’amalah dari nilai dasar tersebut agar
tercipta sebuah budaya yang mengakar dalam inti ideologi tersebut yang
pada hakikatnya menjadi ruh bangsa Indonesia sendiri.
Wujud Kebudayaan daerah di Indonesia
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:- Aceh: Rumoh Aceh
- Sumatera Barat: Rumah Gadang
- Riau: Selaso Jatuh Kembar, Lontiok
- Sumatera Selatan: Rumah Limas
- Jawa: Joglo
- Papua: Honai
- Sulawesi Selatan: Tongkonan (Tana Toraja), Bola Soba (Bugis Bone), Balla Lompoa (Makassar Gowa)
- Sulawesi Tenggara: Istana Buton
- Sulawesi Utara: Rumah Panggung
- Kalimantan Barat: Rumah Betang
- Nusa Tenggara Timur: Lopo
- Maluku: Balieu (dari bahasa Portugis)
sumber:http://keberagamandiindonesia.blogspot.com/2012/10/keragaman-budaya-di-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar